Minggu, 25 Desember 2011

senyum mereka: Rumah Kasih Sayang

Di Kabupaten Ponorogo, tepatnya di kecamatan Jambon yang pernah saya kunjungi, adanya ratusan penduduk yang mengalami keterbelakangan mental (idiot). Daerah tersebut dijuluki dengan KAMPUNG IDIOT, daerah tersebut juga harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Di beberapa desa yang terletak di Kecamatan tersebut, misalnya di Desa Sidoharjo tercatat 323 penderita cacat mental dan fisik. Di Desa Krebet, tercatat 150-an penderita. Sementara di Desa Karangpatihan serta Desa Pandak yang berada di Kecamatan Balong total lebih dari 300 orang penderita. Mereka tidak bisa diajak komunikasi atau bahkan menjalani hidup, seperti manusia normal. Bahkan Mayoritas warga 

keterbelakangan mental ini berusia produktif yaitu sekitar 30 hingga 40 tahun ke atas,  dan sebagian kecil lagi adalah usia balita hingga dewasa. Penderita ini mayoritas merupakan warga miskin. Faktor genetik, perkawinan sedarah, kurang gizi dan lingkungan menjadi penyebab mereka menderita penyakit tersebut.

Belum lama ini, untuk meringankan beban para penderita, Kemensos telah mendirikan Rumah Kasih Sayang yang salah satunya bertugas menyediakan makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.




Saat saya mengunjungi RUMAH KASIH SAYANG  Kementerian Sosial yang dibangun di atas lahan Dukuh Pakis, Desa Krebet ini, saya diajak untuk mengunjungi rumah-rumah penduduk yang mengalami cacat mental dengan membantu membagi-bagikan makanan untuk mereka. 

Di sebuah gubuk reyot yang terbuat dari Gedhek (anyaman bambu) ukuran 4×6 Meter. Di dalam gubuk yang sudah tidak layak untuk dihuni tersebut ternyata masih ada kehidupan.  Mbah Giyem, seorang janda yang sudah sangat renta masih sanggup menghidupi dua anaknya yang mengalami kelainan jiwa serta keterbelakangan mental. Anak pertamanya, Yadi  (40 th) mengalami keterbelakangan mental sejak lahir. Sementara adik Yadi yang bernama Soimun (30 th) malah hidup dalam pasungan sejak  20 tahun silam karena sering mengamuk dan menyakiti dirinya sendiri.







Parahnya lagi, terdapat sebuah rumah yang dihuni oleh 4 orang bersaudara, dan mereka semua menderita cacat mental..
sungguh TRAGIS..








dengan lengkungan senyum tulus mereka 
saya melihat setitik harapan,
mereka juga ingin seperti kita,hidup normal
mereka bosan dijuluki KAMPUNG IDIOT!!
mereka ingin PERUBAHAN

kita harus bersyukur, kita masih diberi nikmat yang luar biasa
manusia memang tempat yang tidak pernah merasa puas
apapun ingin didapatkan..

..Saat saya membuat tulisan ini, saya sempat berpikir "Kenapa orang sombong diciptakan?" mungkin jawabannya agar saya bisa menahan diri dan emosi ketika berhadapan dengan mereka. Namun, kadang saya memang lepas kendali dan tak bisa menahan emosi. Akibatnya saya memilih untuk menghindar bertemu dengan orang-orang seperti mereka.

Saya menduga, orang sombong sepertinya memang tidak memiliki kecerdasan emosi yang memadai. Mereka tidak memiliki pengetahuan bahwa manusia itu adalah sama di mata Tuhan. Semua memiliki derajat yang tidak berbeda. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Jika saja mereka tahu dan paham, mungkin mereka akan merasa malu sudah berlaku sombong. Jika saja mereka tahu, bahwa apa yang mereka miliki adalah bukan milik mereka, hanya titipan semata, mungkin mereka akan merasa malu sudah berlaku demikian.


kalau bukan dari kita, siapa lagi yang akan membantu mereka??


26 Desember 2011
01.00 pm

Rabu, 21 Desember 2011

kosong.. (cerita putih abuabu episode 1)

Dulu..
aku hanya bisa melihatmu..
hanya bisa diam..

di depanmu,
tak bisa mengatakan apa yang aku inginkan,,

terimakasih..
kamu teLah membuatku seperti ini..
kamu telah menciptakan harapan
walaupun itu semu
terimakasih,,
kamu telah membuatku menanti harapan yang belum pasti

Mungkinkah harapan itu masih ada?
dulu,,
sekarang,,
dan nanti,,

dan..
sampai saat inipun
harapan itu
masih kusimpan rapi di hatiku..

Senin, 12 Desember 2011

bebas

kebebasan itu dimulai dari sini
bebas melangkahkan kaki
bebas berpijak
bebas melihat indahnya ciptaanMu
bebas merentangkan tangan
bebas bernafas dengan kesejukan
bebas tertawa
bebas terjatuh
bebas merasakan kelelahan..

itu yang kumau
itu yang selama ini kucari
akhirnya aku bisa merasakannya
walaupun sempat berbohong
maafkan aku Bapak,
karena aku ingin kebebasan seperti itu..









gunung kelud
11 Desember 2011